-->
â�¢ Ferrari 512 S: Redefining Racing Dominance in 1970  Ã¢�¢ Innocenti Ghia IXG Dragster: A Vision of Speed and Design  Ã¢�¢ 5 Hottest Cars That Stole the Show in Gone in 60 Seconds  Ã¢�¢ Corvette XP-987 GT: The Untold Story of a Rotary-Powered Concept Car  Ã¢�¢ BMW Skytop: Limited-Edition Bimmer Roadster Inspired by Iconic 507  Ã¢�¢ Saleen S5S Raptor: A Promising Supercar That Never Came to Life  Ã¢�¢ Falcon F7 Soars: A Rare American Supercar Like No Other  Ã¢�¢ 4th Gen Pontiac Firebird Trans Am WS6: American Muscle's Bold Farewell  Ã¢�¢ Ferrari 375 MM Ghia: A Bold Icon in Unique Style  Ã¢�¢ The American Corvette with a Modern British Twist  Ã¢�¢ Lanzante Project 95-59: A Tribute to Le Mans Glory  Ã¢�¢ Ferrari 296 VS Teased Ahead of Launch: What to Expect  Ã¢�¢ Peugeot 907 Concept: The Ultimate V12 Supercar from France  Ã¢�¢ McLaren Senna XP Special: A Row Of Tributes in Speed  Ã¢�¢ 621bhp Peralta S: A Modern Tribute to Giorgetto Giugiaro  Ã¢�¢ Kawasaki CORLEO Unveiled: A Four-Legged Robot Built for Extreme Terrain  Ã¢�¢ Jaguar XK180 Roadster: A Legacy of Speed and Elegance  Ã¢�¢ Splinter: The First Handmade Wooden Supercar  Ã¢�¢ Vision Rapida: The Next-Gen Sports Car  Ã¢�¢ Trident Iceni: A Rare British Biodiesel Supercar  
Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu
Monday, April 14, 2025

Monday, January 21, 2013

Penemu Virus HIV

FRANÇOISE BARRÉ-SINOUSSI (1947 - ...)
HIV atau Human Immunology Virus merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Disease Syndrome). Virus ini menyerang sistem pertahanan tubuh manusia sehingga menurunkan reaksi tubuh terhadap penyakit-penyakit. Oleh karena itu, orang yang sudah terinfeksi virus HIV biasanya akan mudah untuk terkena penyakit karena pertahanan tubuhnya sudah rusak.

Françoise Barré-Sinoussi, seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis yang lahir di Paris pada tanggal 30 Juli 1947. Penemuannya berawal dari ketertarikannya terhadap penellitian. Setelah kebingungannya terhadap masa depan apa yang akan ia jalani, antara dunia kedokteran atau biomedis, ia akhirnya memilih untuk memasuki Faculty of Sciences pada tahun 1966, University of Paris. Selain karena durasi pendidikan yang relatif lebih pendek, biaya pendidikan yang lebih murah juga menjadi pertimbangannya.

Menjelang akhir pendidikannya, ia mencari laboratorium untuk mendapatkan pengalaman. Setelah beberapa bulan pencariannya tidak menelurkan hasil, akhirnya seorang teman mengenalkannya pada sebuah grup yang bekerja dalam laboratorium.

Grup tersebut dipimpin oleh Jean-Claude Chermann di Institut Pasteur di Marnela-Coquette. Saat itu Chermann sedang mempelajari hubungan antara retrovirus dengan kanker pada tikus. Barré-Sinoussi menghabiskan waktunya lebih banyak di laboratorium dan hanya menunjukkan kehadiran di kampus untuk melakukan ujian. Sesaat setelah masuk ke dalam grup Chermann, Jean-Claude menawarkannya sebuah proyek PhD. Proyeknya untuk menganalisis kegunaan sintesis molekul yang dapat menghambat reverse transcriptase untuk mengontrol leukemia yang disebabkan oleh friend virus. Barré-Sinoussi menyelesaikan pendidikannya relatif cepat. ia dianugerahi gelar PhD di tahun 1974 oleh Faculty of Sciences, University of Paris.

Sel-T virus leukemia manusia tipe-1 
(Human T-cell Leukemia Virus type-1
/HTLV-1), dan Virus HIV (Human
immunodeficiency virus/HIV).
(Gambar dari: http://en.wikipedia.org/)
Pada akhir 70-an dan awal 80-an, hanya sedikit grup laboratorium yang masih meneliti tentang hubungan antara retrovirus dan kanker. Pada tahun tersebut, lebih banyak orang yang tertarik untuk meneliti onkogen atau gen yang memiliki potensi untuk mengakibatkan kanker. Namun pada saat itu, Barré-Sinoussi tetap meneliti mengenai kontrol alamiah infeksi retroviral pada tubuh manusia.

Pada tahun 1982, Luc Montagnier, seorang ilmuwan, dihubungi oleh seorang ahli virologi asal Perancis. Ahli virologi tersebut bekerja sama dengan Will Rozenbaum, seorang klinisi yang menyadari adanya epidemiologi penyakit baru yang menyerang orang-orang homoseksual. Luc kemudian mengajak Barré-Sinoussi untuk bekerja sama meneliti fenomena baru ini. Luc membutuhkan bantuan Barré-Sinoussi untuk menentukan apakah retrovirus yang sedang ditelitinya dengan timnya memiliki pengaruh pada penyakit yang baru-baru itu muncul. Setelah mendapatkan persetujuan dari ketua timnya, akhirnya mereka bekerja dengan tekun untuk menentukan apakah retrovirus ditemukan pada pasien dengan penyakit baru tersebut (yang kemudian dikenal dengan AIDS).

Pada bulan desember 1982, diadakanlah pertemuan antara klinisi, grup tempat Barré-Sinoussi bekerja, dan Willy Rozenbaum. Berdasarkan observasi klinis, penyakit ini menyerang sel imun, namun turunnya kadar limfosit CD4 (sel pertahanan tubuh) sangat menghambat isolasi virus dari sel-sel yang jarang pada pasien dengan AIDS. Setelah menunggu isolasi limfosit dari biopsi kelenjar getah bening pasien, sel-sel itu dites untuk aktivitas reverse trancriptase. Pada minggu pertama, tidak terlihat adanya aktivitas virus, namun pada minggu kedua, terjadi penurunan level dari enzim tersebut dan sel limfosit T mati pada kultur tersebut. Untuk menyelamatkan kultur, dengan harapan dapat mengawetkan virus, mereka menambahkan limfosit dari donor ke kultur. Ternyata sesuai harapan, virus yang masih terdapat pada kultur, mulai menginfeksi limfosit baru yang mereka tambahkan dan mereka dapat kembali mendeteksi aktivitas reverse trancriptase. Mereka menamakan virus yang baru diisolasi tersebut sebagai Lymphadenopaty Associated Virus (LAV), yang kemudian dinamakan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Setelah itu mereka berpikir untuk memvisualisasikan virus tersebut dan dengan bantuan mikroskop dari Charles Dauguet, gambaran awal dari virus diterbitkan pada Februari 1983.

Virus yang telah ditemukan kemudian diisolasi, diamplifikasi (diperbanyak), dan dikarakteristikan. Kemudian laporan pertama diterbitkan dalam Science pada bulan Mei 1983. Pada bulan-bulan berikutnya, penelitian mengenai virus ini diperdalam, melalui kerja sama dengan ahli biologi molekular dari Institute Pasteur, beserta klinisi-klinisi, akhirnya data-data yang terkumpul cukup menguatkan bahwa LAV atau HIV merupakan agen penyebab AIDS.

Tahun 1983 merupakan awal karir Barré-Sinoussi di Institut Pasteur sampai akhirnya beliau ditunjuk untuk menjadi Kepala Unit Biologi Retrovirus pada tahun 1992, yang kemudian berubah nama menjadi Unit Regulasi Infeksi Retroviral pada tahun 2005. Kunjungan pertamanya adalah ke Afrika pada tahun 1987, kemudian ke Vietnam tahun 1988 sebagai langkah awal kolaborasi dengan negara-negara di Asia. Kunjungan tersebut membuka matanya, betapa perbedaan kebudayaan dan keadaan yang mengerikan, menggerakannya untuk berkolaborasi dengan negara yang memiliki sumber daya terbatas. Kerjasama dengan Afrika dan Asia ke depannya menghasilkan pertukaran peneliti muda dari berbagai belahan dunia dengan peneliti dari Paris. Pada tahun 2008 lalu Françoise Barré-Sinoussi menerima anugerah Nobel dalam bidang kedokteran atas penemuannya terhadap virus yang bernama HIV.

Pada tanggal 27 Juli 2012, The International AIDS Society (IAS) dalam International AIDS Conference (AIDS 2012) di Washington-DC mengumumkan Françoise Barré-Sinoussi, PhD. ditunjuk sebagai Presiden IAS yang baru, dengan masa tugas selama 2 tahun. *** [EKA | FROM VARIOUS SOURCES | PUTRI ZULMIYUSRINI | PIKIRAN RAKYAT 03012013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.
Enhanced by Zemanta
Kindly Bookmark and Share it:

Comments

Loading... Logging you in...
  • Logged in as
There are no comments posted yet. Be the first one!

Post a new comment

Comments by